
Seringkali surat-surat itu lumayan tebal. Saya tahu, isinya kadang badge, stiker, pin, atau entahlah benda-benda apa lagi yang dia kirim untuk teman-temannya ini.
Ongkos kirim atau prangkonya, mau tidak mau, memang cukup mahal. Pengeluaran ekstra yang saya syukuri. Karena dengan begitu, anak saya yang mulai beranjak gede ini sempat merasakan senangnya bersurat-suratan, seperti yang dialami oleh generasi terdahulu pada umumnya.
Anak-anak sekarang, saya curiga, mereka pastilah lebih akrab dengan segala yang serba praktis, mudah, dan cepat. Menulis surat, dan mengirimkannya dengan cara lama -- lewat kantor pos -- sedikit banyak memang membutuhkan effort lebih. Merepotkan dan gak real time.
Belum lagi kalo ngitung berapa ribu atau puluh ribu yang harus disisihkan untuk mengirim satu amplop saja. Bandingkan dengan email yang begitu gampang dan memanjakan: tinggal ketik, attach foto atau file apa saja jika ada, klik send. Dalam hitungan detik, surat elektronik pun nyampe ke email inbox si penerima.
Kita bahkan mengenal istilah 'snail mail' untuk menggambarkan cara berkorespondensi via jasa pos. Setidaknya perlu satu atau dua hari sebelum surat kita sampai ke alamat yang kita mau. Itu pun untuk jarak atau kota-kota yang dekat. Belum lagi risiko surat hilang, salah tulis alamat, atau surat kembali ke alamat pengirim karena satu dan lain hal.
Selain untuk urusan-urusan resmi seperti kerjaan dan tagihan, rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali saya merasakan senangnya mendapat kiriman surat.
Seorang kawan baik, Luigi, yang sekarang bertugas di Kuwait, lumayan rajin mengirimi kartu pos dari benua nun jauh di sana. Saya selalu berterima kasih untuk itu. Rasanya memang tidak pernah sama antara membaca surat yang dikirimdengan jasa internet, dan surat atau postcard yang ditulis tangan, serta ditempeli prangko kota atau negara asal.
Betapa tergila-gilanya kita kepada keajaiban teknologi, hingga nyaris lupa, betapa menyenangkan merasakan debar-debar, mendengar suara motor pak pos yang berhenti di depan pagar :)
sumber: kolom venus (detikinet.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar